BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam tubuh
manusia terdapat larutan penyangga atau biasa disebut larutan buffer. Terdapat
berbagai macam buffer dalam tubuh. Letak buffer dalam tubuh tersebut
tidak sama. Ada yang terdapat dalam darah, ginjal, lambung dan juga mulut.
Larutan
penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk
mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia
berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah
sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.Larutan
penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa
konjugatnya
atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen
penyusun ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi.
Darah manusia
adalah cairan di dalam tubuh yangberfungsi untuk mengangkut oksigen
yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan
tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung
berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. Darah
manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah
tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin,
protein
pernapasan (respiratory protein)
yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya
molekul-molekul oksigen.
B. Tujuan
Pembahasan
Setelah mempelajari materi ini
mahasiswa diharapkan dapat :
1.
Mengetahui definisi tentang buffer dalam darah
2.
Mengetahui pH normal dalam darah manusia
3.
Mengetahui faktor yang terlibat dalam pengendalian pH darah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Buffer dalam
darah
Buffer adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu
agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung.
Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh
yangberfungsi untuk mengangkut oksigen, sisa metabolisme, dan mengandung
berbagai bahan penyusun sistem imun yang diperlukan oleh
sel-sel di seluruh tubuh.
Larutan
buffer dalam darah adalah zat yang dapat mempertahankan pH ketika ditambahkan
sedikit asam/basa atau ketika di encerkan. Buffer terdiri dari asam lemah dan
garam/basa konjugasinya atau basa lemah dan garam/asam konjugasinya salah satu
contoh larutan buffer adalah darah. Buffer dalam darah terdiri dari H2CO3
(asam lemah) dan HCO3 (basa konjugasinya) dengan reaksi sebagai
berikut :
H2CO3
+ OH- à HCO3- +H2O
HCO3-
+ H+ à H2CO3
B. Derajat
keasaman (pH)
Derajat keasaman merupakan
suatu sifat keasaman kimia yang penting dari darah dan cairan tubuh lainnya.
Pada orang sehat, pH darah tidak pernah berbeda lebih dari 0,2 satuan dari pH
normal, yaitu 7,4. pH darah tidak boleh turun di bawah 7,0 ataupun naik di atas
7,8 karena akan berakibat fatal bagi tubuh.
Satuan derajat keasaman adalah
pH :
1)
pH = 7,0 adalah netral
2)
pH > 7,0 adalah basa (alkali)
3) pH
< 7 adalah asam (acid)
Suatu
asam kuat memiliki pH sangat rendah (hampir 1,0) sedangkan suatu basa kuat
memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0) darah memiliki pH antara 7,35 –
7,45. Kesetimbangan asam basa darah dikendalikan secara seksama, karena
perubahan pH yang sangat kecilpun dapat memberikan efek yang serius terhadap
beberapa organ. Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan
kesetimbangan asam basa darah :
a.
Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian
besar dalam bentuk ammonia.
b.
Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah
manusia sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba
dalam pH darah.
c.
Pembuangan karbondioksida, karbondioksida adalah hasil
tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan
oleh sel. Darah membawa karbondioksida keparu-paru dan diparu-paru
karbondioksida tersebut dikeluarkan. Pusat pernapasan di otak mengatur jumlah
karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman
pernapasan. Jika pernapasan meningkat, kadar karbondioksida darah meningkat dan
darah menjadi lebih asam. Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernapasan,
maka pusat pernapasan dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi menit.
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH, menyebabkan
salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu
asidosis/alkalosis.
Asidosis
adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (terlalu
sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan turunnya pH darah. Penyebabnya
adalah gagal ginjal, asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal),
ketoasidosis diabetikum, asidosis laktat (bertambahnya asam laktat), bahan
beracun (seperti : etilen glikol, overdosis salisilat, methanol, paraldehid,
asetazolamid atau amonium klorida), kehilangan basa (misalnya bikarbonat)
melalui saluran pencernaan karena diare, ileostomi atau kolostomi.
Alkalosis
adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (sedikit
mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah. Alkalosis
terbagi dua, yaitu :
1. Alkalosis Metabolik
Alkalosis
Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya
kadar bikarbonat. Alkalosis metabolik ini terjadi karena tubuh kehilangan terlalu
banyak asam. Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama
periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang
lambung (yag terkadang dilakukan di Rumah Sakit, terutama setelah pembedahan
perut).
2. Alkalosis Respiratorik
Alkalosis
respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernapasan
yang cepat dan dalam menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi
rendah.
Kondisi darah ber-pH asam menunjukkan gejala-gejala berikut:
a)
Kulit tidak
bersinar.
b)
Penyakit kaki
karena kutu air.
c)
Cepat merasa
lelah setelah olahraga ringan dan mengantuk setelah naik bis.
d)
Setelah naik
turun tangga terengah-engah.
e)
Gemuk dengan
perut buncit.
f)
Lamban bergerak
dan lesu.
Kondisi darah dalam tubuh bisa berubah menjadi ber-pH asam,karena :
1. Terlalu banyak minum susu dan
makan mentega atau keju.
2. Kehidupan tidak teratur
menyebabkan kondisi fisik tubuh dengan darah ber-pH asam.
3. Tensi naik mengakibatkan
emosi.
4. Tekanan fisik.
Bahan makanan yang ber-pH asam/basa antara lain:
1. Makanan yang ber-pH asam
tinggi: kuning telur, keju, roti manis, telur ikan, minyak ikan, dan lain-lain.
2. Makanan yang ber-pH asam
sedang: daging (paha) babi yang diasinkan (ham), daging babi yang diasin dan
dikukus (bacon), daging ayam, cumi-cumi, daging babi, belut, daging sapi, roti,
gandum, mentega, daging kuda.
3. Makanan yang ber-pH asam
rendah: nasi putih, kacang, bir, alkohol, tahu goreng, rumput laut, remis besar
(kerang), ikan gurita, ikan janggut (berkumis), dan lain-lain.
4. Makanan yang ber-pH basa
rendah: kacang merah, lobak, apel, sayur kubis atau kol, bawang, tahu, dan
lain-lain.
5. Makanan yang ber-pH basa
sedang: lobak kering, kacang kedele, wortel, tomat, pisang, jeruk, labu, buah
delima, putih telur, prem kering, jeruk limun, bayam.
6. Makanan yang ber pH-basa
tinggi: buah anggur, daun teh, minuman anggur, taoge laut, ganggang laut, dan
lain-lain. Khususnya jenis ganggang hijau mengandung banyak zat hijau daun
(klorofil) sebagai makanan kesehatan yang sangat baik dan ber-pH basa tinggi.
C. Faktor
yang terlibat dalam pengendalian pH darah
Ada beberapa faktor yang
terlibat dalam pengendalian pH darah, diantaranya penyangga karbonat, penyangga
hemoglobin dan penyangga fosfat.
a. Penyangga Karbonat
Penyangga karbonat berasal
dari campuran asam karbonat (H2CO3) dengan basa konjugasi
bikarbonat (HCO3).
H2CO3(aq) --> HCO3
(aq) + H+ (aq)
Penyangga karbonat sangat
berperan penting dalam mengontrol pH darah. Pelari maraton dapat mengalami
kondisi asidosis, sehingga
meningkatkan produksi ion bikarbonat
Orang yang mendaki gunung tanpa oksigen
tambahan dapat menderita alkalosis.
Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat para pendaki bernafas lebih
cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas terlalu banyak, padahal CO2
dapat larut dalam air menghasilkan H2CO3 . Hal ini
mengakibatkan pH darah akan naik.
b. Penyangga Hemoglobin
Pada darah, terdapat
hemoglobin yang dapat mengikat oksigen untuk selanjutnya dibawa ke seluruh sel
tubuh. Reaksi kesetimbangan dari larutan penyangga oksi hemoglobin adalah:
HHb + O2 (g) à HbO2- + H+
Asam hemoglobin ion aksi hemoglobin
Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat
memengaruhi konsentrasi ion H+, sehingga pH darah juga dipengaruhi
olehnya. Pada reaksi di atas O2 bersifat basa. Hemoglobin yang telah
melepaskan O2 dapat mengikat H+ dan membentuk asam hemoglobin. Sehingga ion H+
yang dilepaskan pada peruraian H2CO3
merupakan asam yang diproduksi oleh CO2 yang terlarut dalam air saat
metabolisme.
c. Penyangga Fosfat
Pada cairan intra sel,
kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur pH darah. Penyangga
ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H2PO4-)
dengan monohidrogen fosfat (HPO32- ).
H2PO4-(aq)
+ H+(aq)àH2 PO4 (aq)
H2PO4-(aq)
+ OH-(aq) à HPO42-(aq) + H2O(aq)
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4.
Penyangga di luar sel hanya sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk
larutan penyangga urin.
BAB III
KESIMPULAN
Larutan penyangga atau buffer
adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu
agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan
penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam
kuat atau basa kuat.
Larutan
penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau
oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen
penyusun ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi.
Larutan
buffer dalam darah adalah zat yang dapat mempertahankan pH ketika ditambahkan
sedikit asam/basa atau ketika di encerkan. Buffer terdiri dari asam lemah dan
garam/basa konjugasinya atau basa lemah dan garam/asam konjugasinya salah satu
contoh larutan buffer adalah darah.
Derajat
keasaman merupakan suatu sifat keasaman kimia yang penting dari darah dan
cairan tubuh lainnya. Pada orang sehat, pH darah tidak pernah berbeda lebih dari
0,2 satuan dari pH normal yaitu 7,4. pH darah tidak boleh turun di bawah 7,0
ataupun naik di atas 7,8 karena akan berakibat fatal bagi tubuh.
Faktor yang terlibat
dalam pengendalian pH darah adalah penyangga karbonat, penyangga hemoglobin dan
penyangga fosfat.
DAFTAR PUSTAKA
§ Sumardjo,Damin.2006.Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah
Mahasiswa Kedokteran.Jakarta: EGC
diakses pada
1 Oktober 2014 pada pukul 18.45 WIB
§ http://wawasanilmukimia.wordpress.com/2014/03/08/sistem-buffer-dalam-darah/
diakses pada 04 Oktober 2014 pada pukul 20.34 WIB